Selasa, 01 Juni 2010

Arek Mlaten

Cerita jadul
Shalom....
Sewaktu aku kecil,tinggal di suatu desa bernama  Wonomlati atau lebih dikenal dengan desa Mlaten,Kecamatan Krembung–Kabupaten Sidoarjo.Aku biasa dipanggil Antok sedang nama asliku adalah Edy Siswanto,lahir tanggal 26 Oktber 1963.,nama istriku adalah Maria Dolorosa Laban,dan aku mempunyai seorang anak bernama Timoty Putra Fajar.Banyak sekali yang aku kenang diwaktu kecil,saat tinggal di Desa  yang permai,pemandangan yang bagus ,sawah yang hijau dikelilingi beberapa aliran sungai yang bergemericik,semerbak indah laksana taman.

Cita-cita seorang anak
Pada saat aku berkumpul teman-teman,tak luput dari saling meledek,bercerita tentang cita-cita,dan masing-masing bertanya satu sama lain.Diantara pertanyaan yang kuingat adalah Jika kelak sudah besar mau jadi apa ya?Ada teman yang menjawab mau jadi pilot,mau jadi dokter,mau jadi guru,mau jadi Presiden dan seabrek jawaban...  yang terlontar dari mulut mereka,sedang aku sendiri hanya menjawab sekenanya saja,mau jadi bakul rujak.Wakkkakakak....semua ketawa.

Sebenarnya kenapa aku memberi jawaban seperti itu,tentu aku punya alasan yang sangat sederhana.Seseorang menginginkan sesuatu ,tentu mereka sudah meliatnya,lalu timbul keinginan dan harapan,dan pada saat itu kehidupan dalam keluargaku tergolong ekonomi lemah,dan aku memiliki tetangga yang cukup mapan walau hanya berjualan rujak ulek,dan aku ingin seperti mereka. 


Sikap jujur ,sederhana.prktis.itu yang dimiliki anak-anak.Segala sesuatu dipandang tidak rumit dan sederhana,namanya anak-anak,mau dibilang apa.Tidak menyadari bahwa untuk mencapai cita-cita ,perlu ketekunan,upaya,modal dan pendidikan yang baik.tetapi dengan kepolosan hati mereka menorehkan garis hidup.

Latar belakang keluarga.
Aku adalah anak ke 5 dari 9 bersaudara ,dari ibu sambung bapak yang ke tiga,sedang saudaraku dari ibu pertama dan kedua adalah 10 orang,,jadi total berjumlah 19 orang dan bapak-ku adalah pegawai PG Gula Tulangan-Sidoarjo ,hanya pegawai biasa yang tidak memiliki jabatan waktu itu.dan saat aku masih kecil bapak sudah pensiun,tentu hidup keluarga-ku amat  pas-pasan,

Satu-satunya jalan  untuk menyambung hidup ,bapak hanya mendapat bantuan dari saudara tertuaku dari ibu terdahulu yang sudah bekerja.namun aku amat kagum dengan bapak yang amat sabar,dan penuh perhatian dan baik sekali.Sering aku meliat ibu marah dan meminta bapak cari uang,bapak hanya bawa sepeda enkol,lari ke anak-anaknya minta dibantu,padahal jarak rumah anaknya sekitar 1o km,digayuhnya sepeda sambil bernyanyi nyambut gawe wajibku,ganjarane duwek-ku.Puji Tuhan kakakku masih mau membantu walau uang 10 ribu ,hal itu sangat berarti untuk menyambung hidup.

Kehidupan yang begitu susah ,membuatku selalu berlinang air mata,terlebih saat tiba membayar uang sekolah,aku menangis karena malu dengan teman ,guru yang selalu menunggak ,dan tidak tega meliat bapak,lalu timbulah kerinduanku untuk membantu orang tua mencari uang.Dulu bapak banyak sekali mempunyai sawah dan tanah,tapi karena besarin anak banyak,akhirnya habis.dan mulailah aku bekerja diladang ,saat itu mendapat upah 25 rupiah setiap hari,dan aku mencoba berternak ayam..

Puji Tuhan aku berhasil,aku bisa membayar uang sekolah dengan hanya menjual telur ayam bahkan  bisa membeli bakso kalau di sekolah,aku gembira sekali.Disamping aku kerja di sawah aku  juga diberi tugas ibu menjual pisang goreng kalau sekolah.,aku taruh aja di teras sekolah nitip sama tukang kebun baru pulangnya kusamperin,lumayan pulang2 udah habis.namun semua masih belum dapat mencukupi hidup keluargaku.... 

Disiram Air..
Pada menjelang hari raya Natal dan Tahun baru sebelum aku bekerja dulu,Aku punya kenangan  sekali yang tiada pernah aku lupakan disaat kelas 5 SD ,saat itu aku minta dibelikan ibu baju baru untuk Tahun Baru,apa yang kudapat bukan baju malah aku disiram air sama ibu .

Aku sedih sekali,dan aku hanya bisa menangis ,mungkin dari sinilah aku terpacu  ingin mencari uang sendiri untuk kebutuhan hidup,dan aku mulai belajar apa aja yang orang kerjakan ,aku harus bisa.Saat aku meliat orang memasak  memasak, potong rambut,membuat batu bata,pertukangan,mengarang,menyanyi.bahkan menjahit,semua aku pelajari .Keliatan sederhana ternyata hingga kini sangat bermanfaat dalam Rumah tangga.

Mati Suri
Pada saat aku kelas 6 SD aku terkena tipus sampai 2x,bahkan keluarga sudah mengira aku meninggal,aku mendengar tangis dan kepedihan semua keluarga,tetapi waktu itu aku hanya seperti melakukan perjalanan panjang,dalam keadaan setengah sadar aku ingat bahwa aku lagi sakit,lalu aku mempunyai nasar sama Tuhan bahwa kalau aku diberikan kesembuhan aku tidak akan meninggalkan Tuhan,tanpa kusadari mataku terbuka dan kulihat semua  keluarga sudah berkumpul disekitarku dan aku dipeluknya.......,kamu bangun?celotehnya bahagia….

Masa sekolah
Sebenarnya banyak sekali yang kukenang diwaktu kecil,dan aku harus bekerja keras untuk berhasil,saat SD pun,aku selalu juara kelas,bahkan saat di SMP pun aku juara lagi sampai guruku bingung karena ada mata pelajaran Biologi ,aku mendapat angka 100 dan aku diberi hadiah Sepatu.

Petualangan
Setelah lulus SMP aku ingin berpetualang ,karena saat itu aku begitu terpukul saat Tes di SMA NEGRI gagal,dan aku ikut kakakku Sudewo Haribowo yang bekerja di Bea cukai,dan aku masuk STM Penerbangan tapi itu tidak lama sebab ada yang menakutiku ,kalau jadi pilot itu cepat mati.

Akirnya aku putuskan pindah SMA pagi di Singosari - Malang dan itupun cuma 1 tahun,karena sekolahnya pindah2 terus ,aku malas bahkan kepala sekolahnya sampai dipukul temanku,karena tdk jelas arahnya,akhirnya aku kembali ke Ortu di Sidoarjo dan melanjutkan sekolah di SMA PGRI Porong.

Naik sepeda engkol
Jarak sekolah waktu itu cukup jauh sekitar 10Km,dan aku berangkat naik sepeda engkol..hingga aku kelas 2 SMA,ada penerimaan Bea cukai ,dengan ijazah SMP aku mendaftar....namun lama banget pengumuman Penerimaan.Puji Tuhan aku diterima dan ada panggilan pendidikan,adapun waktu itu aku sedang duduk dibangku kelas 3 SMA dan mau menghadapi ujian akhir,akhirnya  aku memutuskan keluar untuk mengikuti Pendidikan di Bea dan Cukai.

Mulai kerja
Aku menangis waktu itu, karena harus bekerja dan tidak dapat melanjutkan sekolah....dan setelah 2 tahun bekerja barulah aku dapat kesempatan melanjutkan sekolah SMA. di PGRI 11 Surabaya,dan  Ujian ikut SMA 1 Surabaya lulus tahun 1985.

Keinginanku untuk menuntut ilmu sangat besar,kemudian aku melanjutka lagi ke perguruan tinggi di Universitas 17 Agustus"45 Surabaya.Saat aku kuliah banyak sekali hambatan,karena aku masih memiliki 4 adik yang memerlukan biaya sekolah semua,jadi aku harus mau berkorban agar adikku berhasil,dengan membantu biaya mereka.

Kehidupan  seperti air mengalir ,aku menjalani saja menurut kemampuan yang ada,cuma semangat yang aku pegang dari Bapakku adalah kata2nya yang penuh semangat :

1.Nyambut gawe iku wajibku,ganjarane iku duwekku artinya .Bekerja itu adalah kewajiban ,dan upahnya itu milik kita.
2.Ajine rogo ono ing busono lan ajining diri ono ing lati artinya seseorang diihormati dan dihargai jika selalu berpakaian yang pantas dan hati serta ucapan maupun kelakuanya  baik.

Dua hal inilah yang aku pegang dalam melangkah,namun sekali lagi tiada gading yang tak retak,cuma retaknya gading ada yang liat ada juga yang tidak ,dan yang tahu persis adalah pemiliknya .Kita umat kepunyaan Allah ,Dialah yang tahu persis tentang kita ,bukan orang lain yang hanya dapat melihat apa yang nampak,tetapi tidak dapat melihat apa yang ada didalam hati dan fikiran kita.

Aku mengawali karir di Bea dan Cukai dalam pekerjaan dari yang paling bawah,yaitu golaongan 1/B,dan aku masih mempunyai beban untuk membantu orang tua,untuk itu aku harus mengatur keuangan dengan baik.
 Puji nama Tuhan ,segala sesuatu dalam pimpinan Tuhan,aku bisa melaluinya dengan baik.

Bapakku pergi kepada Bapa..
Pada hari2  terakhir saat  Bapak mau meninggal ,bapak sering nampak menyendiri dan berdoa dikamar seperi ada sesutu yang membebani pikirannya .Pada saat aku bertanya ,"Apa ada yang membebani pikiran bapak?Bapak bilang ya,adikmu yang terakir masih baru masuk SMA Negri dan masih perlu biaya banyak sedang bapak tidak tahu harus kemana lagi ,dan langsung aku jawab aku yang akan menanggungnya semua, bapak tidak perlu lagi kuatir.hanya aku minta dukung aku dsalam doa ya Pak,supaya berhasil?Bapak menjawab,puji Tuhan,bapak selalu doa untuk semua anak-anak. agar berhasil .

Seminggu sekali aku memberi peneguhan bapak tentang iman dan hingga usia 90 tahun bapak masih kuat bersepeda,dan pada usia 91 tahun bapak meminta semua saudara berkumpul,pada waktu itu hari senin,tetapi aku sudah punya firasat bahwa bapak akan pergi, hingga aku putuskan untuk menunda kepulanganku.

Pada keesokan harinya ,hari selasa aku pulang dan  bapak sudah menyambutku didepan pintu,dan minta aku mengantar  ketempat tidur.Kubimbing bapak melangkah ketempat tidur ,lalu aku baringkan dan aku berdoa berdoa bersama ibu dan semua saudara yang ada.,dan aku meliat bapak tersenyum dan menarik nafas .

Bapak pergi selamanya. tanpa sakit...dan ibu menjadi histeris karena merasa tidak diberikan kesempatan untuk merawat ,aku bilang pada ibu semua berjalan sesuai rencana Tuhan ,dan inilah yang terbaik.
Kita semua tahu bahwa dalam hidup bapak ,selalu penuh dengan kesabaran,baik pada semua orang,tiada pernah terlontar kata2 kotor,dan rajin berdoa bukan hanya untuk dirinya ,tapi semua disebut satu persatu.

Pada saat  bapak meliat ada yang tidak pantas, cukup berkata seettt pada anak-anaknya,semua sudah takut dan menangis ,wibawa bapak luar biasa,yang patut kita teladani adalah ,gemar berbuat baik,sabar dalam segala hal,tidak mengeluh tetapi selalu mengucap syuku dalam segala hal,penuh dengan cinta kasih,dan berdoa tidak berkeputusan.

Seperti yang tertulis dalam kitab Yakubus 1:3-4
Sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun.Marilah kita bertekun dalam doa,pengharapan dan kasih,sebab kita tidak tahu kapan Tuhan datang,untuk itu jangan pernah pelita anda padam saat Tuhan datang.JBU

Nama Bapakku:Moenawi Sastro Diwiryo dan ibu :Martha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar